Senin, 16 Juni 2008

Arah Dasar Pastoral Keuskupan Agung Jakarta

VISI
Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta yang dibangun dan dikembangkan menjadi Umat Allah :
· yang semakin setia sebagai murid-murid Yesus dalam menanggapi Kabar Gembira-Nya dan
· yang semakin setia sebagai saksi dan utusan-Nya di mana pun mereka hidup dan bekerja.

MISI
Memberdayakan lingkungan teritorial paroki dan kelompok kategorial agar menjadi umat basis yang semakin berkualitas :
· imannya: berpusat dalam perayaan Ekaristi, diperdalam dengan pendalaman sabda Tuhan dan ajaran Gereja, dihayati dalam penerimaan sakramen-sakramen;
· persaudaraannya: makin dibangun ke dalam (antar sesama orang beriman) dan makin inklusif (dengan tetangga se-RT/RW) dengan kesediaan hadir pada peristiwa-peristiwa kehidupan (kelahiran, perkawinan, saat sakit, kematian, dll.) dan dengan kesadaran mendalam bahwa kita adalah saudara sesama ciptaan Tuhan dan sesama sebangsa-setanah air.
· pelayanannya: makin menjangkau mereka yang miskin dan terpinggirkan di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi ini sehingga dengan demikian kehadiran Gereja Katolik sungguh-sungguh memberi makna yang nyata bagi sesama, terutama yang menderita.

Dalam usaha meningkatkan kualitas umat basis itu dipilih strategi pastoral gembala baik, dengan meneladan Yesus Kristus, Sang Gembala Utama yang senantiasa mencari domba-domba-Nya yang tersesat dan hilang. Di keuskupan kita ini karena pelbagai alasan umat seringkali “hilang”. Mereka tidak terengkuh dan terlayani dalam pelbagai gerak pastoral yang selama ini biasa kita tekuni. Jangan sampai, mereka dikecualikan dari perhatian kita. Oleh karena itu, secara kreatif perlu ditemukan cara-cara untuk menjaring semakin banyak umat paroki, terutama di tingkat basis, agar domba-domba yang hilang, lewat pastoral gembala baik ini, akhirnya boleh merasakan penggembalaan Yesus Kristus sendiri.
Pada saat ini keuskupan kita sedang menggulirkan gerakan habitus baru dalam hal lingkungan hidup (sampah) dan pekerja (terutama pekerja rumah tangga dan buruh). Dalam situasi di mana lingkungan hidup tidak terjaga baik dan dalam suasana di mana para pekerja kurang mendapat perlakuan yang adil dan manusiawi, kita sebagai umat beriman berusaha membentuk kebiasaan yang sungguh kita sadari bahwa kita bisa berbuat lebih baik lagi dari hari ke hari. Diharapkan, gerakan habitus baru ini ikut serta menggerakkan umat-umat basis, yang menjadi sendi bagi paroki.
(Yohannes Sugiyono Setiadi / www.kaj.or.id)

Tidak ada komentar: