Sabtu, 10 Januari 2009

Umat Lingkungan St Bernadette IV, Menutup Tahun 2008 di Dusun Ponggol, Jogjakarta


Apa yang direncanakan umat Lingkungan Santa Bernadette IV saat mereka kumpul-kumpul di Lembang, Bandung 9-10 Agustus 2008 lalu terlaksana sudah. Selama 5 hari (26-30 Desember 2008), umat melakukan perjalanan tutup tahun ke Jogjakarta dan sekitarnya. Bukan hanya itu. Merekapun berkesempatan memfasilitasi perayaan ulang tahun Pastor Tan Soe Ie, SJ yang ke-80 di dusun Ponggol, desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Jogjakarta. Karya Romo Tan, panggilan akrabnya, adalah mendirikan Usaha Pangkal Sejahtera yang memproduksi pupuk organik dari kotoran cacing dan membangun bumi perkemahan Sumber Boyong. Majalah HIDUP ikut mengangkatnya dalam Sajian Utama pada edisi akhir Januari 2009. Berikut laporannya.

26 Desember, diwakili 26 umat berangkat dari Kelapa Gading menuju Jogjakarta dengan menggunakan bis Big Bird. Tujuannya adalah ziarah, rekreasi, berkunjung ke ”kampung halaman” beberapa umat asal Jogja dan hadir pada syukuran ulang tahun Romo Tan. Setelah menempuh perjalanan 440 km, sore rombongan tiba di Kaliori, Purwokerto. Walau musim hujan, sore itu udara di atas langit Kaliori bersahabat. Cerah, tanpa tanda-tanda akan hujan. Pukul 22.00, tiba di penginapan di area Malioboro. Wisma milik Yesuit ini digunakan untuk menginap selama berada di Jogjakarta. Tempat yang sangat strategis, relatif murah dan nyaman. Kelelahan membuat peserta langsung bergegas tidur setelah membersihkan badan.

Hari kedua, rombongan dipecah dua. Kelompok pertama menuju Kraton dan Pasar Beringharjo. Kelompok kedua menuju Dusun Ponggol yang letaknya sekitar 20 km dari pusat Kota Jogjakarta. ”Belum ke Jogja kalau belum ke Beringharjo dan Malioboro,” demikian kata seorang peserta. Sementara itu kelompok kedua yang berada di Ponggol, langsung bertemu dengan Romo Tan. Membantu panitia untuk persiapan Misa dan syukuran sore dan malam harinya. Christeline Andilolo, Mudika St Bernadette mendapat tugas khusus, mendampingi wartawan HIDUP sebagai fotografer.

Siang hari, kedua kelompok kembali ke wisma. Sore hari, rombongan kembali menuju Ponggol. Sebelum menuju Ponggol, sempat singgah di Gereja Santa Maria Asumpta Pakem. Setibanya di Stasi Santo Ignatius, Ponggol, rombongan diterima hangat Romo Tan. Di area seluas kira-kira 1500 m2, berdiri Kapel Santo Ignatius, Gua Maria, taman dengan pepohonan yang asri, kolam ikan dan tentu saja hewan-hewan peliharaannya. Bersama warga setempat yang mayoritas petani, ia membangun dusun Ponggol lewat produksi pupuk organik sekaligus menjalani tugas penggembalaan. Tanggal 16 Desember 2008, ia genap berusia 80 tahun.

Pukul 17.30 Misa dimulai. Dihadiri sekitar 400 umat, termasuk umat Lingkungan St Bernadette IV. Dalam Misa yang langsung dipimpinnya, ia menyampaikan pesan Natalnya. Tak lupa ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada umat atas perhatian kepadanya. Walau diusianya yang ke-80, beliau tetap semangat dalam memimpin Misa ini.
Selesai Misa, rombongan dan warga masyarakat Ponggol menuju perkemahan di dusun Sumber Boyong. Jaraknya sekitar 200 m dari Kapel Stasi Ponggol. Diatas area sekitar 3000 m2, Romo Tan membangun perkemahan yang bisa dipakai oleh umum untuk acara-acara rohani maupun acara umum. Pada santap malam, panitia menyuguhkan beberapa makanan sederhana, seperti nasi liwet, lontong sayur, wedang ronde, kacang rebus, ubi rebus. ”Ini sesuai permintaan Romo Tan. Bersyukur dalam kesederhanaan,” kata seorang panitia. Suparmin seorang sesepuh masyarakat setempat dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas peran serta Romo Tan dalam ikut membangun taraf hidup masyarakat sekitar. Misalnya beliau memberi bantuan pipa-pipa saluran air, membantu warga jika menghadapi kesulitan. “Dengan dibukanya perkemahan di dusun ini, warga dapat menjual salak hasil budidaya warga setempat, juga memberi pemasukan kas dusun setempat seperti dari perparkiran,” demikian Suparmin. Ia mewakili warga sekitar mengharapkan kerukunan antar pemeluk agama di desa itu tetap terus dijaga.

Mewakili umat Lingkungan Santa Bernadette IV, Paroki St Yakobus, Kelapa Gading, Jakut, JI Andilolo dan Sudjio Pranoto menyampaikan kesan dan harapannya. “Teladan Romo Tan hendaknya dapat memberi inspirasi semua pihak untuk tetap mengedepankan kepentingan orang banyak. Hidup rukun dalam kebhinekaan dan tetap semangat membangun masyarakat yang tinggal jauh dari kota besar,” demikian Andilolo dan Sudjio. Selesai menyampaikan sambutannya, Kaling Santa Bernadette IV, Ignatius Mudjisantoso, JI Andilolo dan Sudjio Pranoto menyerahkan bingkisan foto berukuran 100 cm x 80 cm kepada Romo Tan. Pada foto terpampang Romo Tan dengan latar belakang rumah tinggalnya di Ponggol.

Romo Tan dalam sambutan singkatnya menyampaikan Salam Damai untuk semua yang hadir. Beliau mengucapkan terima kasih terutama kepada warga masyarakat sekitar yang menerima kehadirannya selama lebih dari 5 tahun. Beliau juga berharap rasa persaudaraan yang ada di desa itu terus dijaga. Ia secara khusus juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada umat Lingkungan Santa Bernadette IV yang telah memfasilitasi perayaan syukur ini. Pada penutup acara, diputarkan film ”Pemanasan Global”.

Hari ketiga, rombongan melakukan perjalanan ke Ganjuran untuk jalan salib. Setelahnya, mengunjungi makam Raja-Raja Jawa di Imogiri. Tak ketinggalan pula berkunjung ke Parangtritis. Satu hal yang cukup berkesan adalah kunjungan ke “kampung halaman” beberapa umat. Siang hari, kunjungan ke rumah keluarga Bapak Sudjio Pranoto. Di rumah keluarga ini, tersedia menu nasi pecel, tempe bacem, sayur lodeh dan menu tradisonal lainnya. Malam harinya rombongan dijamu di rumah keluarga Ibu JI Andilolo di daerah Pugeran Jogjakarta.

Hari keempat rombongan mengunjungi Sendangsono dan Keteb, di lereng Merapi. Kali ini rombongan mengunjungi “kampung halaman” keluarga besar Ibu JI Andilolo di Sawangan Muntilan. Acara makan siang juga tersedia makanan tradisional setempat. Aneka pohon seperti salak, bambu, manggis, durian menghiasi halaman rumah ini. Rombongan meninggalkan rumah keluarga ibu JI Andilolo dengan membawa oleh-oleh salak, rebung dan beras hasil panenan. Sore hari rombongan berpamitan ke Romo Tan. Sebagian peserta membawa rosario, patung dan benda rohani lainnya untuk minta diberkati. ”Saya akan menyalakan lilin mulai besok pagi hingga malam hari. Itu sebagai tanda doa saya untuk kalian yang akan menempuh perjalanan kembali ke Jakarta,” demikian Romo Tan sebelum memberi berkat khusus. Pagi hari, 30 Desember rombongan kembali ke Jakarta. Mampir di Semarang untuk makan siang. Juga ziarah ke Gua Maria Kereb. Perjalanan yang menyenangkan di akhir tahun 2008 bagi umat Lingkungan Santa Bernadette IV.

Senin, 16 Juni 2008

Arah Dasar Pastoral Keuskupan Agung Jakarta

VISI
Gereja Katolik di Keuskupan Agung Jakarta yang dibangun dan dikembangkan menjadi Umat Allah :
· yang semakin setia sebagai murid-murid Yesus dalam menanggapi Kabar Gembira-Nya dan
· yang semakin setia sebagai saksi dan utusan-Nya di mana pun mereka hidup dan bekerja.

MISI
Memberdayakan lingkungan teritorial paroki dan kelompok kategorial agar menjadi umat basis yang semakin berkualitas :
· imannya: berpusat dalam perayaan Ekaristi, diperdalam dengan pendalaman sabda Tuhan dan ajaran Gereja, dihayati dalam penerimaan sakramen-sakramen;
· persaudaraannya: makin dibangun ke dalam (antar sesama orang beriman) dan makin inklusif (dengan tetangga se-RT/RW) dengan kesediaan hadir pada peristiwa-peristiwa kehidupan (kelahiran, perkawinan, saat sakit, kematian, dll.) dan dengan kesadaran mendalam bahwa kita adalah saudara sesama ciptaan Tuhan dan sesama sebangsa-setanah air.
· pelayanannya: makin menjangkau mereka yang miskin dan terpinggirkan di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi ini sehingga dengan demikian kehadiran Gereja Katolik sungguh-sungguh memberi makna yang nyata bagi sesama, terutama yang menderita.

Dalam usaha meningkatkan kualitas umat basis itu dipilih strategi pastoral gembala baik, dengan meneladan Yesus Kristus, Sang Gembala Utama yang senantiasa mencari domba-domba-Nya yang tersesat dan hilang. Di keuskupan kita ini karena pelbagai alasan umat seringkali “hilang”. Mereka tidak terengkuh dan terlayani dalam pelbagai gerak pastoral yang selama ini biasa kita tekuni. Jangan sampai, mereka dikecualikan dari perhatian kita. Oleh karena itu, secara kreatif perlu ditemukan cara-cara untuk menjaring semakin banyak umat paroki, terutama di tingkat basis, agar domba-domba yang hilang, lewat pastoral gembala baik ini, akhirnya boleh merasakan penggembalaan Yesus Kristus sendiri.
Pada saat ini keuskupan kita sedang menggulirkan gerakan habitus baru dalam hal lingkungan hidup (sampah) dan pekerja (terutama pekerja rumah tangga dan buruh). Dalam situasi di mana lingkungan hidup tidak terjaga baik dan dalam suasana di mana para pekerja kurang mendapat perlakuan yang adil dan manusiawi, kita sebagai umat beriman berusaha membentuk kebiasaan yang sungguh kita sadari bahwa kita bisa berbuat lebih baik lagi dari hari ke hari. Diharapkan, gerakan habitus baru ini ikut serta menggerakkan umat-umat basis, yang menjadi sendi bagi paroki.
(Yohannes Sugiyono Setiadi / www.kaj.or.id)

Kamis, 12 Juni 2008

Sejarah Berdirinya Wilayah St Bernadette (1982-2006)

Wilayah Santa Bernadette (thn 1982 – thn 2006)

Seperti kata pepatah , “Kalau tak mengenal maka tak tahu“, disini akan kami tuturkan sedikit mengenai apa dan siapa Wilayah Santa Bernadette ini, yang kami dapatkan dari beberapa nara sumber.
Sedikit Riwayat singkat Wilayah Santa Bernadette. Sejak masih bergabung dengan Paroki Santo Bonaventura sampai sekarang yang hampir mencapai seperempat abad .
Seiring dengan dibukanya Komplek Walikota, blok baru perumahan Bangun Cipta Sarana dan Komplek Gading Mas yang sekarang menjadi wilayah Bernadette pada awal tahan 1981.
Banyak keluarga Katholik yang bermukim di Komplek komplek perumahan baru ini, dan ada beberapa orang yang terpanggil dan berinisiatif untuk membentuk suatu komunitas basis atau lingkungan di tempatnya.
Karena waktu itu Gereja Katholik yang terdekat dan mudah di capai adalah Paroki Gereja Santo Bonaventura Pulo Mas. Sedangkan Wilayah yang terdekatnya Wilayah Santa Anna yang wilayahnya sekitar Jl Giring-giring sampai dengan Pasar Inpres dan masih dari Paroki Santo Bonaventura.
Dan jalan ke Kelapa Gading Permai belum ada apalagi MKG, yang masih berupa sawah dan rawa rawa.
Maka disepakati bersama pada tahun 1982 daerah perumahan baru ini akan bergabung dengan Wilayah Santa Anna dan diresmikan menjadi Lingkungan Santa Anna IV dengan Ketua Wilayah Santa Anna, Ibu Wangke. Dimana waktu itu yang terpilih menjadi Ketua lingkungan Santa Anna IV adalah Bp. Cosmas Damianus di dampingi Bp. Soedjio. P sebagai sekretaris lingkungan.
Bersamaan dengan bertambahnya penghuni dari tiga komplek perumahan ini yang mencapai sekitar 80 KK, Wilayah Santa Anna dimekarkan menjadi 2 Wilayah yaitu wialyah santa Anna dan Wilayah Santa Bernadette.
Maka pada tanggal 29 April 1984, di resmikan berdirinya Wilayah Santa Bernadette Paroki Santo Bonaventura dengan Ketua wilayah Bp. Cosmas Damianus dengan tiga lingkungan seperti di bawah ini: Lingkungan Santa Bernadette I komplek BCS dgn ketua Lingk . Bp. YB. Karsiman. Lingkungan Santa Bernadette II komplek Walikota dgn ketua LIngk . Bp. Hardiman. Lingkungan Santa Bernadette III komplek BCS dgn ketua Lingk . Bp. Harry Lumandong.
Tanggal diresmikannya Wilayah Bernadette ini juga menjadi acuan peringatan Hari Ulang Tahun Wilayah Bernadette , dan selalu dirayakan bersamaan dengan Hari nama Pelindung Wilayah yaitu Santa Bernadette yang selalu jatuh di akhir bulan April, dan karena masih berdekatan dengan Paskah , jadi digabungkan juga menjadi acara Paskah Wilayah, yang dimana Panitya acara ini bergilir dari tiap Lingkungan bergantian.
Masih dengan semangat tinggi awal bulan berikutnya yaitu bulan Mei 1984 juga diresmikan berdirinya Koor Wilayah dengan Koordinator Koor Bp. Willy Marzuki, dengan pelatih Bp, Rusli.
Sayang nya koor ini hanya bertahan sampai pertengahan tahun 1986 dan mulai menghilang.
Sejalan dengan pemekaran Paroki Santo Bonaventura dengan berdirinya Gereja Paroki Santo Yakobus yang saat itu masih ditengah tengah sawah pada bulan Juni 1986. dan pada tanggal 23 Juli 1986 diresmikan menjadi Hari Ulang Gereja Santo Yakobus.
Maka wilayah Bernadette dan beberapa Wilayah lainnya masuk menjadi bagian dari Paroki Santo Yakobus.
Setelah menjadi bagian dari Paroki Santo Yakobus maka, pada tahun 1987 kembali diadakan pemilihan pengurus Wialyah dan Lingkungan yang baru dengan susunan;
Ketua Wilayah Santa Bernadette : Bp. Y. Puspadi. Ketua Lingkungan Santa Bernadette I Bp. Bunandar. Ketua Lingkungan Santa Bernadette II bp. Yos. Ketua Lingkungan Santa Bernadette III Bp. Tjipto Suroso.
Dan Koor Wilayah yang sempat menghilang dengan sisa semangat yang masih ada akhirnya di hidupkan kembali dengan pelatih Bp. Sunu sampai dengan tahun 1991.
Dengan bertambah banyak nya penghuni baru yang menempati rumah di komplek BCS ini Lingkungan Bernadette I di mekar kan menjadi 2 lingkungan yaitu Lingkungan Santa Bernadette I dan Lingkungan Santa Bernadette IV pada tahun 1990.
Dengan diikuti perubahan dan penambahan pengurus lingkungan dan wilayah menjadi ;
Ketua Wilayah Santa Bernadette Bp. Yos. Ketua lingkungan Santa Bernadette I bp. AV. Soemanto. Ketua lingkungan Santa Bernadette II bp. Lesta. S Ketua lingkungan Santa Bernadette III bp. Tjipto. S. Ketua lingkungan Santa Bernadette IV bp. Christian.
Kepengurusan ini berjalan mulai dari tahun 1990 sampai tahun 1993.
Bersamaan itu juga pelatih koor Wilayah Santa Bernadette dipegang oleh Bp. Pius selama periode thn 1991 sampai dengan 1993.
Dan dilanjutkan oleh Bp Rusli sampai sekarang. Terima kasih kepada bp. Rusli yang sudah meluangkan waktu nya untuk melatih koor Wilayah Santa Bernadete sampai sekarang sehingga menjadi Koor yang cukup punya nama di Paroki Santo Yakobus Kelapa Gading.
Pada tahun 1993 kembali diadakan pemilihan pengurus lingkungan dan Wilayah baru dengan susunan : Ketua Wilayah Santa Bernadette Bp. Tjipto, Kepengurusan bp Tjipto hanya 1 tahun dan digantikan oleh Bp. Karsiman. Pada saat itu yang menjabat ketua lingkungan adalah: Ketua lingkungan Santa Bernadette I bp. Andreas. Ketua lingkungan Santa Bernadette II bp. Lesta. S. Ketua lingkungan. Santa Bernadette III. Ibu Tjipto. S.
Ketua lingkungan Santa Bernadette IV bp. Wily . M. dan dilanjutkan Bp Andi Lolo.
Setelah dua periode kepengurusan maka , pada tahun 1999 diadakan pemilihan kembali pengurus lingkungan dan Wilayah baru dengan susunan : Ketua Wilayah Santa Bernadette Bp. Hardiman. Pada saat itu yang menjabat ketua lingkungan adalah:
Ketua lingkungan. Santa Bernadette I bp. Tirta. Ketua lingkungan. Santa Bernadette II bp. Ho. Iswanto. Ketua lingkungan. Santa Bernadette III. Bp. Lilik. Ketua lingkungan. Santa Bernadette IV Bp Andi Lolo.
Sesusai dengan acuan yang ada dan masa bakti pengurus wilayah dan lingkungan , maka pada tahun 2004 diadakan pemilihan kembali pengurus lingkungan dan Wilayah , dan terbentuk lah pengurus baru dengan susunan : Ketua Wilayah Santa Bernadette Bp.Tirta
Pada saat itu yang menjabat ketua lingkungan adalah: Ketua lingkungan. Santa Bernadette I bp. Giri. Ketua lingkungan. Santa Bernadette II bp. Ho. Iswanto. Ketua lingkungan. Santa Bernadette III. Bp. Lilik. Ketua lingkungan Santa Bernadette IV Bp Yopi.
Dan pada tahun 2005 dilantik secara resmi pula Mudika Wilayah Santa Bernadette.
Tidak terasa Mudika Wilayah Santa Bernadette juga sudah memasuki usia yang kedua.
Kegiatan Mudika Wilayah Bernadette , cukup aktif baik di scope Wilayah atau Paroki, di wilayah sendiri mereka menjadi motor pengerak kegiatan BIA dan juga acara acara Paskah dan Natal.
Se iring dengan di resmikan nya Kapel Andreas Kim Tae Gon pada tahun 2004 dan secara geografis Wilayah wilayah yang ada di sekitar Kapel Andreas Kim Tae Gon, Mulai lebih ber focus pada kegiatan di Wilayah katergorial Kapel Andreas Kim Tae Gon.
Tetapi tetap masih di bawah Paroki Santo Yakobus.
Dan pada tahun 2006 ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Paroki Santo Yakobus yang ke 20 tahun, Wilayah Santa Bernadette di berikan kepercayaan menjadi Panitya Peringatan Hari Ulang Tahun Paroki Yakobus yang ke 20 bersama dengan Wilayah Santa Lucia, Seksi Kepemudaan, Wanita Katholik Republik Indonesia dan Seksi Sosial Paroki, yang baru kita raya kan bersama dangan Puncak Acara nya di Gunung Geulis Resort Adventure Camp yang di liput Majalah Yakobus bulan lalu.
Panitya HUT ke 20 th Paroki Santo Yakobus merangkap juga sebagai Panitya Perayaan 200th Gereja Katolik Jakarta dari Paroki Santo Yakobus, dimana perayaan ini untuk tingkat Dekenat Utara akan diadakan di PRJ Kemayoran pada bulan April 2007 dan Perayaan Agung 200 th Gereja Katolik Jakarta di Gelora Bung Karno bulan Juni 2007.
Kegiatan dari Wilayah Bernadette cukup banyak baik yang bersifat perlingkungan atau secara global dalam scope Wilayah, maupun dalam scope Paroki.
Untuk kegiatan Liturgis di gereja partisipasi warga Wilayah Bernadette yang menjadi prodiakon cukup banyak.
Demikian juga dengan Koor Wilayah walaupun anggota nya sebagian besar sudah usia indah, tetap saja dalam hari hari raya Gereja dan misa Perkawinan selalu tampil mantap.
Kegiatan BIA setiap hari Sabtu sore di gabung dari empat lingkungan di satu tempat yang berotasi setiap bulan ke lingkungan lingkungan
Kegitan BIA ini selalu seperti riak air , timbul tenggelam, beberapa waktu ke belakang aktif lalu hilang , lalu timbul lagi .
Pada saat ini cukup baik dan ada kembali dan setiap tahun selalu diadakan acara Paskah dan Natal BIA Wilayah Bernadette.
Untuk Tugas tata laksana Wilayah mendapat tugas dalam hari raya besar dan lingkungan dalam misa minggu an biasa.
Demikian juga partisipasi dalam BIA di Kapel Andreas Kim Tae Gon ada beberapa orang warga yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan tersebut sebagai pengajar..
Dalam kegiatan Bakti Sosial juga pernah, beberapa kali diadakan kegiatan bakti social berupa kunjungan ke Panti wredha dan Panti Asuhan anak Jalanan.
Perlu diulas sedikit disini profil warga Wilayah Bernadette, sebagian besar warga Bernadette adalah termasuk penduduk pioneer yang berarti adalah orang yang pertama pindah ke Komplek ini Sejak baru di buka, dan sekarang sudah Mulai banyak yang memasuki wialyah usia indah, dan Mudika cukup banyak, golongan BIA dan BIR sedikit
Keadaan ekonomi tergolong menengah dan mencukup cukupi.
Tapi kekompakan dan kebersamaan antar warga di wilayah boleh di bilang baik.
Demikian sekilas tentang Wilayah Bernadete ini dengan segala kekhasnya dan jatuh bangunnya.
Terima kasih.



=========000000==========